Sirkulasi Ilmu Tentang Teori Perubahan Bersama Rekan-Rekan Article 33 Indonesia

0
173

Article 33 Indonesia menyelenggarakan kegiatan sirkulasi ilmu mengenai Teori Perubahan untuk berbagi ilmu bersama rekan-rekan Article 33 Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring pada Rabu (18/01/2022), dan diisi oleh pemateri dari tim peneliti Article 33 yaitu Salsabila Kusumawardani dan Ciro Danuza yang berpartisipasi dalam konferensi Indonesia Regional Science Association (IRSA) di Lombok dan mengikuti pelatihan mengenai Evaluasi Dampak. 

Kegiatan kali ini melanjutkan materi sebelumnya tentang pembahasan mengenai komponen evaluasi program dan menghubungkan Teori Perubahan (theory of change (ToC)) kepada siklus evaluasi program. Pada sirkulasi ilmu ini, pemateri menjelaskan bagaimana cara membangun Teori Perubahan dan menjelaskan mengapa Teori Perubahan itu penting. Dalam membangun Teori Perubahan, terdapat enam langkah yang harus dilakukan yaitu; menganalisis situasi – menentukan konteks, mengklarifikasi tujuan program, merancang program/produk, memetakan jalur perubahan, menjelaskan asumsi, dan merancang indikator SMART. 

Analisis situasi yang harus dilakukan untuk menentukan konteks pada sebuah permasalahan yang ada, dilihat dari dua sisi yaitu sisi penawaran (supply) dan sisi permintaan (demand), sehingga perspektif dalam memahami situasi tidak timpang dan melihat permintaan dari masyarakat yang menjadi sasaran dalam penyusunan program ini. Perancangan program/produk yang dilakukan pun diharapkan menjawab analisis situasi dari sisi penawaran (supply) dan sisi permintaan (demand). Ketika sudah memahami perancangan program dan produk, kita kemudian memetakan jalur perubahan yang dapat dilakukan, dengan menggunakan komponen Input, Output, Hasil Antara, dan Tujuan. 

Sampai tahap tersebut, Teori Perubahan yang dirancang masih dalam sebuah situasi ideal, sedangkan situasi dalam menjalankan sebuah intervensi akan dinamis. Jadi, perlu mengidentifikasi asumsi untuk memahami atau memperkirakan tantangan yang akan terjadi. Kemudian, tahap terakhir yang harus dilakukan adalah mengukur perubahan yang telah terjadi. Diperlukan indikator untuk setiap komponen dalam Teori Perubahan (Tujuan, Hasil, Output, Input, dan Asumsi). Indikator yang dimaksud adalah indikator SMART yang terdiri dari : 

  • Specific – Mengambarkan konsep secara konkrit
  • Measurable – dapat di kuantifikasi, akurat dan reliabel, sensitif terhadap perubahan
  • Achievable – dapat secara realistis dicapai oleh program
  • Relevant – paling sesuai dengan tujuan program
  • Time Bound – diukur dalam jangka waktu tertentu

Dari keseluruhan tahap dan cara membuat teori perubahan tersebut, terdapat penjelasan pentingnya Teori Perubahan. Komponen Input dan Output menjadi acuan dalam mempertimbangkan proses yang dilakukan ketika menjalankan program, dan komponen Hasil Antara dan Tujuan merupakan komponen yang membantu kita untuk berorientasi pada hasil. Selain itu, Teori Perubahan juga mengatasi masalah kotak hitam atau sebuah hambatan/tantangan yang datang ketika kita mengimplementasikan program. Kita pun nantinya dapat mengidentifikasi kegagalan teori dan kegagalan implementasi, implementasi yang gagal ketika dimulai dari input pun sudah gagal dijalankan, sehingga kegiatan, output, hasil, dan tujuan pun gagal. Berbeda ketika kegagalan teori itu input, kegiatan, dan output berhasil dijalankan tetapi hasil dan tujuan kita gagal. 

Oleh karena itu, Teori Perubahan ini menjabarkan secara eksplisit bagaimana program dapat memberikan dampak. Selain itu, kerangka ini juga membantu untuk memperjelas asumsi, mengidentifikasi indikator dan menentukan tujuan. Terakhir, kerangka ini membimbing dalam pengukuran perkembangan program dan merancang strategi survei. 

[RSN]